Selasa, 05 November 2019

GEMERLAP KARNAVAL APEKSI DI SEMARANG JATENG

SEMARANG TENGAH, Perhelatan Rakernas Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) XIV dan Indonesia City Expo (ICE) XVII akan digelar di Kota Semarang pada 3 Juli 2019 hingga 6 Juli 2019. Indonesia City Expo merupakan pameran tahunan yang diikuti tiap kota di Indonesia dengan tujuan untuk memublikasikan perkembangan dan pembangunan dalam bidang tata kota yang berkelanjutan dan ajang tukar informasi antarsesama pemerintah kota dalam tata kelola perkotaan yang berkelanjutan. Selain itu, kegiatan ini bertujuan membuka peluang kerja sama antarpemerintah dan swasta dalam tata kelola perkotaan, membuka peluang kerja sama bisnis dan investasi antara pemerintah dan pelaku usaha dalam berbagai sektor industri, serta menciptakan hubungan sinergi antarpemerintah kota dalam pengembangan pembangunan perkotaan. Sri Indah Wibi Nastiti, Direktur Eksekutif Apeksi, mengatakan, Kota Semarang dipilih karena dinilai paling siap dalam persiapannya. Menurutnya, persiapan pemilihan tuan rumah dilakukan dalam proses yang panjang. “APEKSI ini bisa menjadi magnet dalam meningkatkan perekonomian. Karena banyak tamu yang datang di Kota Semarang, restoran, hotel dan pusat oleh-oleh serta tempat wisata pasti akan ramai termasuk UMKM,” ujarnya, Rabu (19/6/2019). Dia menerangkan, jumlah masyarakat di setiap kota yang semakin banyak, harus diimbangi dengan inovasi yang dilakukan oleh pemerintah kota. Terutama pemanfaatan teknologi informasi agar mampu mempermudah masyarakat dalam menerima pelayanan. “Melalui kegiatan ini, kami berharap dapat menumbuhkan inisiatif dan inovasi baru serta membawa perubahan bagi pemerintah kota dalam pembangunan infrastruktur maupun pengembangan kerjasama antardaerah,” imbuhnya. Sementara itu, Asisten Administrasi dan Umum Setda Pemkot Semarang, Masdiana Safitri menambahkan, akan diawali dengan acara karnaval pawai budaya yang diikuti sekitar 3.000 peserta. Selain itu, setiap perwakilan daerah akan membawa bibit buat atau pohon untuk nantinya ditanam bersama-sama. “Yang datang sangat banyak dan akan menguntungkan serta menggerakan perekonomian. Acara ini beberangan dengan adanya Semarang Great Sale dan Semarang Night Carnival sehingga dipastikan akan meriah,” tandasnya.

BLANGKON TIDAK PANTAS DIPAKAI ORANG YANG KURANG ADAT

INDAHNYA MEMAKAI BLANGKON Blangkon iku sajinis panutup sirah kanggo wong priyo sing sejatinĂ© wujud modhèrn lan praktis soko iket. Iket digawe soko kain batik sing rodho dowo banjur dililitake miturut cara-cara lilitan tinentu neng sirah. Lilitan kain iku kudhu isa nutup kabeh sirah (ndhuwur kuping). Ya, blankon adalah salah satu bagian dari pakaian adat khas Jawa yang digunakan untuk penutup kepala bagi pria sebagai pelindung dari sengatan matahari atau udara dingin. Awalnya terbuat dari kain iket atau udeng berbentuk persegi empat bujur sangkar, berukuran kurang lebih 105 cm x 105 cm. Kain yang kemudian dilipat dua menjadi segitiga dan kemudian dililitkan di kepala dengan cara dan aturan tertentu. Mengenakan iket dengan segala aturannya ternyata tidak mudah dan memakan waktu, maka timbullah gagasan seiring dengan kemajuan pemikiran orang dan seni untuk membuat penutup kepala yang lebih praktis, yang kemudian kita kenal dengan nama blangkon. Tidak ada catatan sejarah yang pasti akan asal muasal orang Jawa memakai iket sebagai penutup kepala. Iket telah tersebut dalam legenda Aji Saka, pencipta tahun Saka atau tahun Jawa, sekitar 20 abad yang lalu dimana Aji Saka berhasil mengalahkan Dewata Cengkar hanya dengan menggelar kain penutup kepala yang kemudian dapat menutupi seluruh tanah Jawa. Selain itu, ada cerita-cerita bahwa iket adalah pengaruh budaya Hindu dan Islam. Para pedagang dari Gujarat yang keturunan Arab selalu mengenakan sorban, kain panjang yang dililitkan di kepala, yang kemudian menginspirasi orang Jawa memakai ikat kepala seperti mereka. Cerita lain mengatakan, di satu waktu akibat peperangan kain menjadi barang yang sulit didapat sehingga petinggi keraton meminta seniman untuk menciptakan ikat kepala yang lebih efisien yaitu blangkon. Seorang ahli kebudayaan bernama Becker yang meneliti tata cara pembuatan blangkon mengatakan, “That an object is useful, that it required virtuoso skill to make – neither of these precludes it from also thought beatiful. Some craft generate from within their own tradition a feeling for beauty and with it appropriete aesthetic standards and common of taste”. Pada jaman dahulu, blankon memang hanya dibuat oleh para seniman yang ahli dengan pakem (aturan) tentang iket. Semakin memenuhi pakem yang ditetapkan, maka blangkon tersebut akan semakin tinggi nilainya. Bagi orang Jawa, kepala, rambut dan wajah adalah mahkota, bagian yang terpenting dan terhormat dari tubuh manusia, yang harus selalu dilindungi dan diperhatikan. Kebanyakan orang Jawa dahulu memanjangkan rambutnya tapi tidak membiarkannya tergerai acak-acakan. Rambut biasanya digelung atau diikat dengan ikatan kain, yang saat ujung ikatan kain tersebut diikat dibelakang kepala bermakna filosofis berupa peringatan untuk mampu mengendalikan diri. Pria Jawa jaman dahulu hanya membiarkan rambutnya tergerai hanya saat berada di rumah atau dalam sebuah konflik, misal perang atau berkelahi. Membuka ujung ikatan kain di belakang kepala (atau membuka tutup kepala) yang berakibat tergerainya rambut adalah bentuk terakhir luapan emosi yang tak tertahan. Jadi iket atau blangkon adalah perwujudan pengendalian diri. Saat agama Islam masuk ke tanah Jawa, blankon dikaitkan dengan nilai transedental. Di bagian belakang blangkon pasti ada 2 ujung kain yang terikat, yang satu ujung kain merupakan simbol dari syahadat Tauhid dan satu ujung lain adalah syahadat Rasul dan terikat menjadi satu bermakna menjadi syahadatain. Setelah terikat, kemudian dipakai di kepala, di bagian yang bagi orang Jawa adalah bagian terhormat, artinya syahadat harus ditempatkan paling atas. Pemikiran apapun yang keluar dari kepala harus dilingkupi oleh sendi-sendi Islam. REPORT THIS AD Pada perkembangannya kemudian, blangkon yang awalnya menjadi pelindung kepala yang mempunyai nilai filosofis tinggi kemudian menjadi sebuah simbol atau identitas kelompok serta status sosial dari masyarakat penggunanya. Hal ini ditandai dengan adanya wiron, jabehan, cepet, waton, kuncungan, corak dan ragam hiasnya. Tetapi apapun itu, sebagai orang Jawa tulen, bila anda tidak mampu mengendalikan emosi dan nafsu maka anda tidak berhak mengenakan iket blangkon di kepala !! Secara umum, ada dua jenis blangkon, yaitu yang mempunyai mondolan (tonjolan) dan yang trepes (rata). Pada awal iket dipergunakan sebagai tutup kepala, banyak pria Jawa yang berambut panjang sehingga harus digelung terlebih dahulu sebelum ditutup dengan iket. Gelung rambut ini lah yang kemudian mondol, menonjol, dan disembunyikan dibawah iket. Rambut dalam nilai filosofi orang Jawa yang sudah disebutkan diatas adalah representasi perasaan. Rambut dibawah iket adalah perasaan yang disembunyikan, yang harus dijaga rapat-rapat, menjaga perasaan sendiri demi menjaga perasaan orang lain. Sebagai bagian dari taktik devide et impera, VOC menengahi dan memanfaatkan konflik internal kerajaan Mataram. Setelah ditandatanganinya perjanjian Gianti (1755) Kesultanan Mataram terbagi menjadi dua yaitu Yogyakarta dan Surakarta. Masyarakat di kedua daerah ini kemudian tumbuh dengan caranya sendiri-sendiri. Salah satunya adalah pria Jogya masih berambut panjang dan menggelung rambutnya, sementara pria Surakarta karena lebih dekat dengan orang-orang Belanda terlebih dahulu mengenal cara bercukur. Walaupun kemudian orang mulai banyak berambut pendek dan menggunakan blangkon (tidak lagi iket), untuk sebuah pembedaan maka dibuatlah mondholan yang dijahit langsung pada blangkon dari Jogya. Itu mengapa blankon dengan mondolan dapat ditemukan di Jogya, sementara yang trepes ditemukan di Solo. Sebenarnya ada banyak varian dari blangkon, yaitu : 1. Kejawen (meliputi daerah Banyumas, Bagelen, Yogyakarta, Surakarta, Madiun, Kediri, Malang), dapat dibedakan lagi sekurang-kurangnya dua gaya, yakni Solo dan Yogyakarta. a. Gaya Solo, dapat dibedakan lagi dengan gaya utama dan selatan. b. Gaya Yogya, dapat dibedakan jenis lagi menurut wironnya, yakni mataraman dan iket krepyak. 2. Pasundan. Tidak selalu diartikan secara geografis, misalnya Banten dan Cirebon masuk kelompok pesisiran. Blangkon atau bendo Pasundan banyak persamaannya dengan gaya Solo, namun dapat dibedakan melalui beberapa bentuk seperti: barangbangsemplak, Sumedangan, Wirahnasari dan lain-lain. 3. Pesisiran. Adalah daerah-daerah yang berlokasi di pantai utara Pulau Jawa dimana corak budayanya berbeda (penerapan motif batik) dengan daerah pedalaman. 4. Lain-lain. Di samping yang tidak disebutkan diatas masih terdapat corak atau gaya lain di Pulau Jawa seperti layaran (Jawa Timur, dari B

Senin, 04 November 2019

NIKMATI SARAPAN TELOR DI NEGARA JIRAN MALASIA

Napak Tilas Wisata Kuliner Di Malasia" "Wisata Kuliner Di Viva City Megamall Malasia Murah Banget.. Reekk" "Sungguh Kaget Sarapan Pagi ketemu menu yang sangat Murah Sekali Di Mall yang terbesar di Malasia Timur" "Roti Bakar 2 biji dan Telur Rebus Setengah Matang 2 butir harga hanya 2 Ringgit 30 sent = Rp. 7.800 .."
TELUR ASIN BERBUMBU SIMPLE TANPA ABU TANPA BATU BATA BAHAN 25 Butir telur ayam atau Bebek kondisi mentah sekitar 1 ½ kg 375 gram garam kasar Secukupnya air, saya habis sekitar 2 Liter 15 siung bawang putih Cabe rawit, atau cabe merah besar atau cabe merah keriting sesuai selera. Untuk jenis cabenya sesuai selera saja ya. Jika suka pedas disarankan menggunakan cabe Rawit. CARA MEMBUAT Pertama cuci bersih telur untuk menghilangkan kotoran yang menempel. Gosok pelan dengan menggunakan spons kasar untuk membuka pori-pori kulit telur agar bumbu lebih meresap. Sisihkan. Dalam panci, larutkan garam dengan air secukupnya lalu di masak sampai mendidih dinginkan. Iris bawang putih dan cabe kecil-kecil. sisihkan. Tuang larutan garam yang direbus tadi ke dalam wadah atau toples, tambahkan bawang putih dan cabe yang sudah diiris tadi. Aduk rata. Lalu masukan telur yang sudah di cuci tadi ke dalam wadah yang sudah berisi air garam yang sudah didinginkan tadi. Terakhir siapkan air biasa [yang penting bersih] dalam plastik ukuran 1kg atau plastik kecil-kecil juga boleh, timpakan atau tindihkan bungkusan air diplastik tadi ke atas rendaman telur. Tujuannya itu agar telur-telur yang sudah dalam wadah tadi tenggelam alias tidak mengapung. Lalu tutup wadah nya tadi, rendam selama 10-15 hari. Kalau saya cukup merendam telur selama 10 hari dan rasa asinnya itu sudah pas. Tapi kembali ke selera masing-masing ya. Tahap paling akhir rebus telur langsung menggunakan air rendaman tadi selama 30 menit angkat, siap disajikan. NOTE: saat merebus pastikan tutup panci agak terbuka biar gak rawan pecah. Gunakan api sedang. Untuk hasil telur asin yang tahan lama, setelah direbus bisa dikukus dulu selama 2-3 jam agar bisa awet selama 1 bulan di suhu ruang. Jika ingin dijual disarankan direndam 15 hari agar garamnya lebih meresap dan bisa menjadi pengawet alami agar telur lebih tahan lama.

KETUA GOW SINGKAWANG, ISTRI HANDAYANI BERI LATIHAN BATIK PUDING

32 Peserta Ikuti Pelatihan Puding Batik dari IKABOGA Singkawang SINGKAWANG - DPC Ikatan Ahli Boga (IKABOGA) Kota Singkawang melakukan pelatihan Puding Batik di Aula Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Singkawang, Jalan Ahmad Yani Kelurahan Pasiran, Kecamatan Singkawang Barat, Minggu (3/11/2019). Pelatihan digelar untuk melestarikan motif batik dan sekaligus dalam upaya menggali serta meningkatkan potensi kuliner di Kota Singkawang. Potensi kuliner yang ada di Kota Singkawang saat ini sudah cukup baik dari sisi rasa, namun seiring berkembangnya kuliner, pengusaha kuliner dituntut harus berusaha meningkatkan inovasi hasil produknya agar lebih menarik. Baca: 5 Resep Puding Regal Kekinian, Sajian Manis untuk Buka Puasa! Baca: Memperingati Hari Kartini PAC IPPNU Sungai Raya Rangkai RUJAKAN Serta Berbagi Faedah 500 Puding Selain bertujuan untuk meningkatkan daya tarik, pelatihan Puding Batik yang diikuti 32 orang tersebut juga dalam upaya untuk melestarikan dan membudidayakan batik. "Kini batik tidak hanya dibuat di kain saja namun juga di kue, dengan pelatihan ini diharapkan kuliner yang ada di Kota Singkawang bisa meningkat dan sekaligus masyarakat bisa lebih mencintai batik meskipun batiknya di kue," kata Ketua DPC IKABOGA Kota Singkawang, lstri Handayani. Pelatihan yang diselenggarakan ini merupakan kali ke dua, dan akan disusul pada pelatihan ke tiga yang akan dilaksanakan minggu depan. Ia pun mengucap syukur atas antusias masyarakat terhadap Puding Batik yang lumayan banyak. Minggu berikutnya sudah terdaftar beberapa peserta yang akan mengikuti pelatihan. Dari kelas pertama kemarin peserta yang mengikuti pelatihan sudah pada kebanjiran order. Artikel ini telah tayang di tribunpontianak.co.id Editor: WahidinMenurut lstri dengan memodifikasi puding menjadi puding batik, maka puding selain lebih menarik juga harga semakin mahal. Hal ini bisa menjadikan puding dapat dijadikan hadiah atau kue ulang tahun ataupun dijadikan satu di antara alternatif kue untuk hantaran dan lainnya. "Puding kalau dibatik hasilnya jadi cantik, jadi sangat cocok kalau dijadikan hadiah atau barang hantaran," tuturnya. Selain Puding Batik DPC IKABOGA juga akan mengadakan pelatihan Roll Cake Batik, Lapis batik dan lainnya. "Materi yang akan kita berikan tidak terbatas pada puding batik saja, namun kue seperti roll cake batik, Lapis legit, Lapis blacan, brownish batik juga akan kita jadikan materi untuk masyarakat," ungkapnya. (*)

Jumat, 01 November 2019

DENGAN PERJUANGAN MENDAKI BUKIT YANG MASIH ALAMI DAN MENYUSURI OMBAK LAUTAN NATUNA,MELIHAT BATAS NKRI

Sungguh patut bersyukur saya beserta Istri turut meninjau perbatasan negara Republik Indonesia dengan Negeri Jiran Malasia.Temajuk merupakan daerah paling ujung indonesia pas letaknya di Pantatnya pulau Kalimantan.Untuk menuju ujung perbatasan ditempuh melalui jalan Darat, sampai temajuk dan dilanjutkan menuju pulau yang berbatasan langsung dengan Malasia.Bendera merah putih berkibar diatas bukit dan sampingnya berkibar pula Bendera negara malasia.Dengan hanya berbatasan simbulpondasi berukuran kotak ukuran kurang lebih 1 x 1.5 meter persegi kita bisa menginjakkan kaki kiri di Indonesiqa dan kaki kanan ada ditanah malasia.Luar biasa pengabdian petugas penjaga menara batas tersebut letaknya diatas bukit dan jauh dari pemukiman masyarakat dengan dikelilingi lautan natuna ,Petugas sendiri tanpa ada kawan yang menemani.Pesona laut serta hutan yang masih besar batang pohon layak patut dijadikan tempat tujuan wisata dimasa akan datang.
merupakan sebuah Desa yang berada di Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat dan juga berada di Ekor Pulau Borneo yang berbatasan langsung dengan Sarawak, Malaysia. Temajuk dulunya adalah sebuah Dusun yang masih tergabung dalam bagian dari Desa Sebubus, namun dengan semakin bertambahnya orang yang mendiami Temajuk, Desa Sebubus mengalamai pemekaran kemudian dibentuklah Desa Temajuk yang memiliki tiga Dusun yaitu Camar Bulan, Maludin dan Sempadan. Temajuk yang berbatasan langsung dengan Telok Melano Lindu Serawak Malaysia memiliki keunikan tersendiri dengan daerah lainnya karena di sana kita bisa berbelanja menggunakan mata uang Ringgit Malaysia serta juga di daerah Telok Melano (Malaysia) dapat berbelanja menggunakan mata uang Rupiah. Desa yang bermayoritaskan beragama muslim dengan kekentalan budaya melayu ini memberi kesan yang berbeda terhadap adat istiadat serta bahasanya namun yang menjadi ciri khas nya yaitu keramahan dan kebaikan suku melayu terhadap orang pendatang. "Sepotong surga di ekor borneo" julukan yang sangat tepat untuk di sematkan kepada desa temajuk dengan pesona alam nya yang sangat indah, tak kalah indahnya dengan tempat -- tempat yang terkenal di negeri ini hanya saja akses jalan yang jauh dan jaringan internet yang kurang lancar menjadikan tempat ini tidak sering di ekspose oleh publik. Jika ingin mengunjungi temajuk kita dapat melewati dua akses jalan yaitu pertama jalan paloh dengan menyeberang menggunakan kapal feri dan yang kedua melewati jalan Sajingan. Temajuk memiliki magnet tersendiri bagi para pecinta wisata pantai dan laut karena pantai -- pantainya yang begitu beragam dan indah serta tempat yang paling tepat untuk menyaksikan tenggelamnya matahari secara eksostis.