Senin, 01 Oktober 2018

PERAYAAN 17 AGUSTUS 2018 DI KOTA SINGKAWANG

SETIAP tanggal 17 Agustus, masyarakat di seluruh Indonesia selalu memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Berbagai upacara digelar untuk memperingati tanggal proklamasi pertama kali dibacakan. Selain itu, perayaan 17 Agustus juga dimeriahkan dengan lomba-lomba di antaranya panjat pinang, balap karung, hingga makan kerupuk. Demi membuat para peserta lomba semangat, biasanya para panitia menyediakan bermacam hadiah untuk peserta yang menjuarai perlombaan tersebut. Hal ini membuat banyak orang ikut berpartisipasi dalam acara perayaan 17 Agustus tersebut. Perayaan 17 Agustus dimeriahkan tak hanya oleh anak-anak. Berbagai suku, bangsa, muda, hingga tua pasti ikut berpartisipasi dalam perayaan tahunan ini. Namun siapa sangaka, sebagian perlombaan yang digelar setiap tahunnya tersebut memiliki filosofi dan sejarah yang terkandung di dalamnya. Sayangnya tak banyak masyarakat yang tau darimana asal dan tokoh yang mempelopori perayaan 17 Agustu tersebut. Berikut merahputih.com akan memaparkan makna dari beberapa lomba perayaan 17 Agustu seperti dilansir dari beberapa sumber. Simak makna lomba berikut; Berikut Makna dari Lomba saat Perayaan 17 Agustus Perlombaan yang satu ini sangat populer hingga tak ada satupun yang tak mengenalnya. Hampir disetiap wilayah hingga pelosok daerah di Indonesia rutin menggelar lomba ini. Bukan hanya pada perayaan 17 Agustus saja, lomba ini juga sering dilaksanakan di hari-hari penting di Indonesia. Dalam pelaksanaanya, lomba ini menampilkan sejumlah peserta yang diwajibkan memasukkan bagian bawah badannya ke dalam karung kemudian berlomba sampai ke garis akhir. Yang membuat menarik dari lomba ini, tak sedikit peserta yang terjatuh dalam usahanya mencapai garis finis. Sejarah dari perlombaan ini adalah pada zaman pendudukan Jepang, penduduk Indonesia sangat miskin sampai-sampai tak sanggup untuk membeli sandang. Maka, untuk bisa berpakaian masyarakat kala itu menjadikan karung goni sebagai alternatif. Karung goni memang sangat populer pada masa penjajahan. Karena hanya barang ini saja yang sangat mudah ditemukan dan dimiliki msayarakat Indonesia kala itu. Pertandingan yang melibatkan dua regu, dengan 5 atau lebih peserta ini juga hampir tak pernah tempo dalam perayaan 17 Agustus. Karena kepepulerannya, perlombaan ini juga sering dilaksanakan saat momen-momen penting di Indonesia. Lomba ini menyajikan pertarungan dua regu. peralatannya hanya menggunakan sebuah tali tambang. Di tengah-tengah terdapat pembatas berupa garis. Untuk menentukan kemenangan, salah satu regu yang berhasil menarik lawannya ke daerahnya dinyatakan sebagai pemenang. Makna yang terkandung dalam lomba ini adalah kekompakan tim. Lomba ini bukan sekedar adu kekuatan. Tarik tambang mengajarkan makna gontoroyong, kebersamaan, dan solidaritas. Meski kelihatan simple, perlombaan yang satu ini memiliki makna yang sangat penting untuk membangun bangsa. Lomba makan kerupuk adalah salah satu lomba tradisional yang populer pada hari kemerdekaan Indonesia. Dalam pelaksanaannya, panitia perlombaan biasanya menyiapkan sejumlah kerupuk untuk peserta yang digantung dengan tali secara berjejer kepada sebuah tali panjang. Kemudian, para peserta berlomba untuk memakan kerupuk masing-masing, dan pemenangnya adalah peserta yang paling cepat memakan habis kerupuknya. Dalam hal ini, semua peserta dalam melaksanakan lomba harus diikat tangannya. Nah, pada lomba kali ini digambarkan sejarah masa penjajahan yang sangat sulit. Memang, pada masa penjajahan masyarakat indonesia memang susah dalam hal memenuhi kebutuhan pangan. Jadi, makna sejarah yang terkandung dalam lomba ini sangatlah menyentuh. Perlombaan yang satu ini memang menjadi primadona saat perayaan 17 Agustus. Dalam pelaksanaannya, lomba ini menyediakan sebuah pohon pinang yang tinggi dan batangnya dilumuri oleh pelumas atau oli bekas dan sabun untuk melicinkannya. Di bagian atas pohon tersebut, disiapkan berbagai hadiah menarik, dari makanan hingga hadia menarik lainnya. Para peserta berlomba untuk mendapatkan hadiah-hadiah tersebut dengan cara memanjat batang pohon yang biasanya pohon pinang. Panjat pinang berasal dari zaman penjajahan Belanda dulu. lomba panjat pinang diadakan oleh orang Belanda jika sedang mengadakan acara besar seperti hajatan, pernikahan, dan lain-lain. Yang mengikuti lomba ini adalah orang-orang pribumi. Perlombaan perayaan 17 Agustus di kota-kota saat ini mulai tergerus seiring lahan untuk penyelenggaraan lomba semakin sempit. Akibatnya, taksedikit daerah yang urung melaksanakan perayaan lomba tersebut. Padahal, lomba tahunan tersebut sudah menjadi tradisi Inonesia atau identitas negara kita.

MANFAATKAN PEKARANGAN RUMAH UNTUK HIBURAN HARI HARI

Bercocok tanam adalah suatu kegiatan dilakukan oleh petani di daerah pedesaan maupun di perkebunan yang memiliki lahan - lahan luas, namun untuk daerah perkotaan area lahan semakin sempit dan harus pandai mensiasati agar dapat melakukan kegaitan berkebun. Pemanfaatan lahan perkarangan untuk kegiatan berkebun merupakan hal yang positif dapat dilakukan, disamping dapat memenuhi menanam sesuai kebutuhan sehari dengan sehat dan juga dapa t menghemat dari segi perekononian keluarga. Didalam melakukan kegiatan menanam diperkarangan rumah biasanya dilakukan dalam jumlah sedikit dan dengan banyak jenis tanaman sesuai kebutuhan. bercocok tanam diperkarangan rumah dapat mengelola sumber gizi yang dibutuh dari sayur mayur yang kita tanam. Perlunya peranan pemerintah dalam hal mensosialisasikan dan memberikan pelatihan kepada warga terkait bercocok tanam di perkarangan rumah dengan memanfaatkan perkarangan rumah yang kecil dengan berbagai macam varian tanaman yang bermanfaat. Pemerintah dapat membuat projek percontohan tingkat RT dan RW serta dibuat perlombaan untuk hasil tanam yang terbaik. Adapun tanaman dapat di tanam dalam bentuk Polibag atau dalam tanah seperti biasanya. Penanaman di dalam P olibag akan jauh lebih efektif dan mudah karena cara perawatannya jauh lebih mudah dan murah. bercocok tanam dengan memanfaatkan lahan perkarangan rumah merupakan peluang bisnis bagi ibu rumah tangga apabila jeli dalam memanfaatkannya, perkarangan rumah ti dak memberikan hasil maksimal seperti peluang usaha lainnya yang diterapkan di lahan luas, tetapi paling tidak dapat meminimalisir biaya untuk belanja dapur terutama kebutuhan akan sayur. Contohnya cabe, jahe, lengkuas, kunyit yang berfungsi sebagai repah - rampah kebutuhan dapur dirumah. permasalahannya adalah bagaimana seseorang dapat mengoptimalkan fungsi lahan perkarangan hingga dapat memperoleh tambahan terumah bagi ibu - bu rumah tangga. Saat ini sudah banyak dikembangkan teknologi penanaman yang dapat di terapkan untuk memanfaatkan pekarangan rumah, diantaranya adalah dengan vertikultur yaitu penanaman secara vertikal (berundak atau bertingkat) baik menggunakan talang, bambu, atau wadah lain yang dapat d i terapkan secara vertikal atau menggunakan karpet yang ditempelkan pada dinding. Teknik vertikultur diciptakan untuk mengotimalkan pemanfaatan lahan sempit untuk berkebun atau bercocok tanam. Dengan melakukan vertikultur kita dapat menanam 30 sampai 40 tanaman dengan luas lahan hanya berukuran 55 x 55 cm saja. Metode mananam menggunakan vertikultur terbagi dua yaitu vertikultur konvensional atau menggunakan media tanam tanah dan vertikultur hidroponik menanam dengan media air. Namun ada beberapa kekurangan dari proses menanam menggunakan metode vertikultu r diantara masih belum cocok untuk dikembangkan untuk hal komersial jika diliat dari luas lahan yang dimanfaatkan dan dari segi aspek ekonomisnya, melainkan metode ini sangat membantu bagi orang - orang yang memiliki hobi bercocok tanam namun terkendala deng an lahan yang sempit dan memenuhi beberapa kebutuhan seperti sayur mayur dan rempah - rempah dalam rangka menghemat pengeluaran.

rindu kumpul bersama anak anak di Singkawang

Singkawang, 1Oktober 2018 Sungguh kangen dan pingin berkumpul di rumah singkawang bersama sama anak anak. Saat bersama anak anak makan Rawon, waah bikin kangen lagi..reeek. Semoga Anak anakku semua, tetap sayang dengan orang tuanya dan lembut hatinya. Semoga Engkau menjadi Orang yang berbakti pada orang tuamu dan peduli sama sesamamu..anakku. Kapan lagi yooo,..lee..ndook..kita berkumpul di singkawang lagi....Semoga Alloh memberi umur yang panjang pada kita semua..aamiin.

INDAHNYA ,KEBERSAMAAN DI JOGJAKARTA

Singkawang 1 Oktober 2018 Nikmati liburan di rumah Jogjakarta sungguh mengasikkan. Senyum dengan berbagai menikmati aneka pangan membuat seger dibadan. Sesungguhnya nikmati sejuknya udara segar dan membuat nyenyak tidur di Jogjakarta. Nasi kucing, dengan air jae deplok waaah,,luar biasa rasanya.