Kamis, 11 Juli 2013

Anak Laporkan Ayah Pabrik Arak Digerebek Pol PP

Satpol PP Singkawang mengamankan peralatan yang digunakan untuk membuat arak Mordiadi Satpol PP Singkawang mengamankan peralatan yang digunakan untuk membuat dan menampung arak Singkawang – Biasanya Polri yang merazia minuman keras (miras). Tetapi di Kota Singkawang, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) yang menggerebek pabrik arak dan menyita 400 liter minuman memabukkan itu. “Ini berkat informasi dari salah seorang warga, dia juga anak dari pembuat arak. Tetapi tidak setuju kalau bapaknya terus-menerus memproduksi arak,” kata Drs Karyadi MSi, Kepala Satpol PP Kota Singkawang usai penggerebekan di Kelurahan Sejangkung, Kecamatan Singkawang Selatan, Kamis (10/1).
Berbekas informasi dari anak pembuat arak itu, petugas Satpol PP pun langsung meluncur ke pabrik. “Kita cukup kesulitan sampai ke lokasi pembuatan arak itu karena jaraknya dari jalan raya sangat jauh,” kata Karyadi. Lokasi pabrik arak itu di atas gunung dan memang sangat memadai untuk memproduksi arak tanpa diketahui masyarakat sekitarnya. “Kalau tidak ada anak pembuat arak itu yang mengantarkan ke lokasi pabrik arak, tentu kita akan sangat kesulitan,” ujar Karyadi. Setiba petugas Satpol PP, pemilik pabrik arak itu langsung kabur. Pengejaran pun dilakukan, tetapi tidak membuahkan hasil. “Pemiliknya tidak berhasil kita tangkap, kita hanya mengamankan 400 liter arak dari pabrik itu,” ungkap Karyadi. Arak yang diamankan itu terdiri atas sembilan jeriken dan satu drum plastik biru. Selain itu diamankan pula satu dandang besar yang digunakan untuk memasak arak, termasuk bahan baku pembuatannya. “Semuanya kita angkut ke mobil dan diamankan di Kantor Satpol PP,” kata Karyadi. Petugas Satpol PP memprediksikan, arak yang disita dari pabrik arak itu baru saja selesai dimasak karena masih panas. Sedangkan nama pemiliknya masih dirahasiakan. Menurut anaknya, kata Karyadi, pemilik pabrik arak yang tidak lain bapaknya itu sudah lama membuat arak. “Anaknya sudah berkali-kali mengingatkan bapaknya untuk berhenti memproduksi arak, tetapi tidak dipedulikan,” ujarnya. Masih menurut anaknya, kata Karyadi, bapaknya tidak setiap hari memasak atau membuat arak. “Kalau stoknya masih ada, bapaknya tidak membuatnya, kalau sudah habis baru produksi lagi,” ceritanya. Karyadi mengaku prihatin atas hal tersebut. Karena masih banyak pembuat arak. Apalagi konsumennya bukan hanya orang tua, anak-anak sekolah pun banyak yang membeli arak untuk pesta bersama teman-temannya. “Nah ini adalah tanggung jawab kita, bagaimana caranya agar anak-anak kita yang juga sebagai generasi penerus bangsa diselamatkan dari minuman-minuman keras seperti arak,” papar Karyadi. (dik)http://www.equator-news.com/patroli/20130111/anak-laporkan-ayah