Kerja kerAS, kerja ikhlAS dan kerja tuntAS....3 KARTU AS dalam meraih kesuksesan.
Senin, 09 April 2018
MEMPERSIAPKAN ANAK KITA CERDAS
LANGKAH MENCERDASKAN ANAK BALITA
Siapa yang tidak bahagia memiliki buah hati yang sehat dan cerdas? Ibu tentu sangat mendambakannya. Segala upaya dan stimulasi diberikan buat si Kecil agar menjadi anak yang sehat dan cerdas. Seperti apa anak yang sehat dan cerdas itu? Bagaimana mengenalinya dan upaya apa yang dapat dilakukan untuk membantu meningkatkan kecerdasan si Kecil?
Menilai perkembangan normal si kecil
Ibu, anak yang sehat dan cerdas dapat dikenali dari tahapan atau tonggak (milestones) tumbuh kembangnya, sehingga ketika Ibu mengasuh si Kecil, Ibu dapat menyesuaikan dan menstimulasinya berdasarkan tahapan usia. Agar si Kecil sehat dan cerdas, Ibu perlu memerhatikan dan memenuhi faktor fisik si Kecil, seperti sandang (pakaian yang pantas dan bersih), pangan (nutrisi), papan (rumah yang layak untuk berteduh), kesehatan yang baik, telinga dan mata yang sehat, serta faktor psikologisnya, misalnya kehangatan keluarga, kesempatan bermain, figur, keamanan, dan lain-lain.
Karena perkembangan si kecil juga tergantung pada pertumbuhannya (tinggi, berat, lingkar kepala, dan lingkar lengan atas), maka hendaknya Ibu senantiasa memantaunya melalui kurva perkembangan. Ibu disarankan mengunjungi posyandu atau layanan kesehatan terdekat untuk memantau tumbuh kembang si Kecil.
Untuk memberikan stimulasi perkembangan pada si Kecil, ada 4 area yang harus dinilai, yaitu motorik kasar, motorik halus, kemampuan bahasa, serta kemampuan sosial dan kehidupan harian. Kemampuan motorik meliputi pergerakan otot-otot besar, misalnya berjalan, berenang, berguling, memanjat, dan bersepeda, sedangkan kemampuan motorik halus adalah kemampuan si Kecil melakukan gerakan otot-otot kecil, misalnya menggenggam, melepaskan, menggambar, dan berbicara dengan jelas. Kemampuan berbahasa diketahui melalui kemampuannya memahami pembicaraan, mampu mengutarakan keinganan dan pendapat, serta mampu berbahasa dan berbicara dengan lingkungannya, sementara kemampuan sosial dan kehidupan harian meliputi bagaimana si Kecil berinteraksi dengan orang dewasa dan sebayanya, serta bagaimana si Kecil mampu makan, berpakaian, mencuci, dan menggunakan toilet secara mandiri. Ibu dapat memeriksa perkembangan normal 4 area tersebut pada Tabel 1. Apabila si kecil menunjukkan perkembangan sesuai usianya, maka perkembangan si Kecil normal.
Tabel 1. Rentang normal perkembangan anak
Usia
Motorik kasar
Motorik halus dan penglihatan
Bahasa dan pendengaran
Kemampuan sosial dan kehidupan sehari-hari
2-4 bulan
Kepala stabil ketika duduk
Dapat mengikuti objek hingga 180o
Menjerit senang
Senyum
5-8 bulan
Duduk tanpa dibantu
Memindahkan benda (kubus) dari tangan satu ke tangan lain
Menoleh ke sumber suara pelan
Menyebutkan Baba/gaga (hingga usia 10 bulan)
Memakan biskuit sendiri
9-14 bulan
Berdiri dengan bantuan
Mampu menjepit benda kecil (misalnya kismis)
Menyebutkan mama atau dada
Menunjukkan keinginan melalui bahasa tubuh
12-16 bulan
Berjalan
Menumpuk 2 kubus (hingga 21 bulan)
Menyebut 3 kata (hingga 21 bulan)
Minum dengan cangkir
15-24 bulan
Menaiki tangga
Mencoret
Menunjuk bagian tubuh
Melepas pakaian
21-36 bulan
Melompat
Meniru gambar garis vertikal
Mampu berkomunikasi menggunakan kalimat
Memakai pakaian
Bermain petak umpat
3-4,5 tahun
Berdiri dengan satu kaki selama 5 detik
Menggambar tangga
Menggambar wajah
Mengerti makna dingin, capek, dan lapar
Sering bertanya kenapa begini dan kenapa begitu
-
Sudah dapat berpisah dengan ibu
Sumber: David Starte dan Carolyn Cottier, Practical Paediatrics, 2.2, 36-41
Cara stimulasi untuk meningkatkan tumbuh kembang si Kecil
Tidak hanya nutrisi, berbagai stimulasi dapat Ibu lakukan untuk meningkatkan perkembangan si Kecil, misalnya memijat tubuh mungilnya dengan lembut, selalu mengajaknya berbicara, senantiasa berinteraksi dengan si Kecil, merespons sinyal yang diberikan si Kecil, melibatkan si Kecil dalam aktivitas Ibu, membacakan cerita dan dongeng, mengajarinya menggambar, bermain puzzle, boneka, dan lain-lain, memberikan kebebasan untuk bereksplorasi, memberikan kesempatan padanya untuk melakukan perubahan, memberinya mainan edukasi sesuai usia, ciptakan lingkungan yang mendorongnya untuk belajar, hindari stimulasi berlebihan dan suara berisik, dan lain-lain.
Mengenal anak cerdas sejak dini
Ada anak-anak yang terlahir dengan bakat, talenta, dan kecerdasan khusus yang perlu Ibu kenali, agar apabila si Kecil menunjukkan bakat, talenta, dan kecerdasan khusus, Ibu dapat mengarahkannya dengan baik, sehingga bakat, talenta, dan kecerdasan si Kecil tersalurkan dengan baik. Berikut ini ciri-ciri anak yang memiliki bakat, talenta, dan kecerdasan khusus sejak dini:
Mencapai tonggak tahapan perkembangan lebih awal dari usianya
Mempunyai kemampuan berbahasa dengan sangat baik
Mempunyai talenta khusus, misalnya kemampuan mengingat angka-angka ataupun menggambar lebih detail dibandingkan anak seusianya
Dapat mengingat sesuatu dengan mudah
Sangat aktif (bukan hiperaktif)
Mempunyai imajinasi yang jelas
Mempunyai rasa ingin tahu yang besar
Ibu harus dapat memahami dan tanggap terhadap kemampuan si Kecil yang luar biasa tersebut. Sebab, terkadang anak-anak yang sangat berbakat menjadi terasing, dianggap aneh di lingkungannya, dan bahkan menjadi korban bullying, karena kemampuannya yang melebihi anak seusianya.
Perkembangan tidak normal
Ibu harus meningkatkan kewaspadaan apabila si Kecil menunjukkan tanda-tanda perkembangan yang tidak semestinya. Waspadalah apabila si Kecil pada usianya belum dapat melakukan hal-hal tertentu seperti yang seharusnya (Tabel 2). Misalnya, pada usia 3 bulan si Kecil belum dapat menegakkan kepala atau mengikuti obyek dengan mata atau mencari sumber suara pelan, atau tersenyum, maka sebaiknya Ibu segera berkonsultasi dengan dokter ahli. Karena, semakin dini ditemukan keterlambatan atau gangguan dan semakin cepat dilakukan terapi, maka hasilnya semakin baik.
Tabel 2. Tanda peringatan dalam tahapan perkembangan anak
Usia
Motorik kasar
Motorik halus dan penglihatan
Bahasa dan pendengaran
Kemampuan sosial dan kehidupan sehari-hari
3 bulan
Menegakkan kepala
Mengikuti objek dengan mata
Mencari suara dengan mata
Senyum
6 bulan
Refleks moro telah hilang
Dapat menggunakan kedua tangan
Mata normal
Kepala menoleh saat mendengar suara pelan
Menunjukkan minat terhadap orang di sekelilingnya
9 bulan
Duduk dengan bantuan
Kemampuan tangan sudah meningkat
Menyebutkan ba-ba-ba
Menyadari kehadiran orang asing
12 bulan
Berdiri dengan bantuan
Menjepit dengan tangan
Mencoba mengucap 2-3 kata
Sudah mampu mengunjukkan keinginan (tidak mouthing)
18 bulan
Berjalan
Menyusun balok
Mengucapkan 6 kata
Masih dribbling (ngeces)
Menunjuk sesuatu
24 bulan
Berlari
Membuka halaman buku
Mengucap 50 kata
Tertarik dengan anak lain
Membantu berpakaian
36 bulan
Menangkap bola
Menggambar garis
Mampu mengucap 2-3 kata
Tidak mengalami echolalia (mengulang-ulang kata)
Bermain interaktif dengan teman sebaya
48 bulan
Mengayuh
Melompat
Menggambar wajah
Mengucap kalimat dan bertanya
Bermain imajinatif
Telah berhasil toilet training
Refleks Moro: gerakan lengan dan kaki yang terjadi ketika bayi yang baru lahir dikejutkan oleh suara atau gerakan keras
Sumber: David Starte dan Carolyn Cottier, Practical Paediatrics, 2.2, 36-41
Akhirnya, semoga uraian ini dapat membantu Ibu mengenali setiap potensi buah hati Ibu dan mengarahkan setiap kemampuan si Kecil sesuai dengan tahap perkembangannya ataupun mencari pertolongan ahli apabila menemukan keterlambatan perkembangan. Kita doakan semoga buah hati Ibu menjadi generasi penerus bangsa yang hebat di masa mendatang