Rabu, 18 April 2018

"TOKOH PAHLAWAN NASIONAL, SANG PEMBELA WANITA ; RA.KARTINI"

Sejarah singkat Kartini, tokoh pahlawan nasional pembela wanita, diperingati, dikantor dinas penanaman modal Singkawang, 21 april 2018 Luar biasa setiap tanggal 21 april 2018, seluruh bangsa Indonesia riang gembira mengenang jasa jasa RA.Kartini Tepatnya Di Jepara Jateng Kartini dilahirkan, Sang pembela Wanita Indonesia yang berperang melawan kebodohan.....membuka pemahaman kebodohan itu akan menghancurkan bangsa...........ooohh, Kartini..namamu harum ...seiring dengan perjuanganmu..saat ini..kartini kartini..sungguh membuat Indonesia berbangga. Setiap tahun, Indonesia memperingati tanggal 21 April sebagai hari Kartini. Peringatan ini dilakukan dengan berbagai acara yang berbeda di setiap daerah. Ada yang membuat karnaval atau fashion show baju daerah, mengadakan lomba-lomba pidato atau lomba lain yang berkaitan dengan semangat Kartini. Namun sudahkah kamu benar-benar mengenal dengan baik tokoh Kartini? Kali ini, yuk kita bahas lebih banyak tentang tokoh Kartini. BERITA TERKAIT Raden Ajeng Kartini lahir pada tanggal 21 April 1879. Ayahnya bernama Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat yang merupakan bupati Jepara saat itu. Sementara, ibunya bernama M.A. Ngasirah yang juga merupakan keturunan dari tokoh agama di Jepara yang disegani saat itu , Kyai Haji Madirono. Karena terlahir sebagai anak bupati, tentu hidup Kartini tercukupi secara materi. Ia bahkan berhasil menyelesaikan sekolah di ELS (Europese Lagere School). Padahal pada masa itu, banyak anak-anak seusia Kartini yang tidak bisa bersekolah. Sayangnya setelah menikah dan melahirkan anak pertamanya, Kartini meninggal pada 17 September 1904 dalam usia 24 tahun. Setelah Kartini meninggal, barulah pemikiran Kartini tentang perempuan di Indonesia mulai banyak menjadi pembicaraan. J.H. Abendanon yang ketika itu menjabat sebagai Menteri Kebudayaan, Agama dan Kerajinan Hindia Belanda mulai mengumpulkan surat-surat yang pernah ditulis oleh R.A Kartini ketika ia aktif melakukan korespondensi dengan teman-temannya yang berada di Eropa. Akhirnya disusunlah buku yang awalnya berjudul 'Door Duisternis tot Licht' yang kemudian diterjemahkan dengan judul Dari Kegelapan Menuju Cahaya yang terbit pada tahun 1911. Buku ini kemudian banyak mengubah pemikiran masyarakat Belanda tentang wanita pribumi. Inilah yang akhirnya membuat Kartini diabadikan sebagai salah satu Pahlawan Nasional yang dikenal memperjuangkan hak wanita. Yuk tiru semangat Kartini! [iwe]