Kamis, 30 Juni 2011

Pengemis Asal Jatim Ditangkap Satpol PP


Patroli ›
Senin, 2 Mei 2011

Singkawang –

Pengemis asal Sumenep, Jatim, Musahal menangis tersedu-sedu saat tertangkap basah Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Singkawang, sedang meminta-minta ke rumah warga. Bahkan, pria berusia 45 tahun tersebut menyalami dan mencium tangan petugas dan wartawan.

“Pengemis ini ditangkap beserta uang hasilnya mengemis dengan pecahan minimal Rp 1000,” ungkap Karyadi, Kepala Satpol PP Kota Singkawang ditemui wartawan usai penangkapan tersebut, kemarin (1/5).

Ketika petugas tiba, Musahal sontak kaget dan berupaya kabur dari sergapan. Tetapi dengan sigap petugas Satpol PP berhasil membekuk kakek berbadan segar bugar tersebut.

“Kita mendapatkan informasi dari warga yang resah dengan keberadaan pengemis dari luar Kota Singkawang itu dan meminta agar segera ditertibkan. Mendapatkan laporan tersebut, petugas langsung dikirim untuk menangkapnya,” kata Kasatpol PP Karyadi.

Setelah diamankan, petugas berupaya menanyakan identitas dan sejak kapan beroperasi di Singkawang. Tetapi kakek tersebut malah menjawab bukan dengan Bahasa Indonesia, sehingga sulit dimengerti.

Berkali-kali ditanya, jawabannya selalu menggunakan bahasa daerah Jatim. Tak ayal, hal tersebut membuat petugas berang. Karena petugas sudah mulai marah, akhirnya Musahal bicara dalam Bahasa Indonesia dan memberikan Kartu Tanda Penduduknya (KTP).

Ketika pertanyaan berlanjut, Musahal kembali menggunakan bahasa daerah. Ulahnya yang berpura tidak bisa menggunakan bahasa Indonesia itu tentu semakin membuat petugas, bahkan wartawan ikut berang.

Karena melihat orang-orang di sekitarnya mulai marah dengan ulahnya, akhirnya si kakek bau tanah ini menangis tersedu-sedu, menyalami dan menciumi tangan para petugas dan wartawan serta berjanji tidak akan mengemis lagi di Kota Singkawang.

Setelah mendapatkan data lengkap mengenai pengemis asal Sumenep yang mengaku baru satu hari di Singkawang dan tinggal di sekitar RSUD Abdul Azis tersebut, para petugas Satpol PP langsung mengantarkannya naik bus jurusan Pontianak.

Karyadi mengatakan, data-data Musahal sudah dikoordinasikan ke Satpol PP Pontianak untuk memantau keberadaan Musahal ini, apakah langsung pulang ke daerahnya atau mampir lagi ke daerah lain.

Musahal ini ditengarai dikoordinasi atau dimobilisasi semacam sindikat, termasuk pengemis-pengemis lainnya yang sengaja didatangkan ke Kalbar. “Masyarakat Kalbar yang murah hati dan toleransi, menjadi daya tarik bagi para pengemis itu datang dari luar Kalbar,” jelas Karyadi.

Pendapatan para pengemis tersebut, ungkap Karyadi, cukup besar. Dari pengakuan Musahal, per hari mampu memperoleh Rp 200 ribu hingga Rp 300 ribu. “Mereka ini juga mempunyai rekening, makanya saya imbau masyarakat untuk tidak memberi uang kepada pengemis ini, karena sama saja kita memberdayakan orang malas (orang yang mengoordinasi pengemis, red),” ingatnya.

Karyadi mengatakan, Kepala Satpol PP se-Kalbar sudah berkoordinasi untuk menangani para pengemis dari luar daerah seperti Musahal ini. “Kita juga mengimbau masyarakat untuk segera melapor bila di sekitarnya ada pengemis yang berkeliaran,” katanya.

Kepala Satpol PP se-Kalbar, kata Karyadi, sudah menyampaikan rekomendasi kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalbar melalui instansi terkait, Dinas Sosial (Dinsos) untuk mencarikan solusi agar para pengemis ini tidak beraktivitas di Kalbar. (dik)/www.equator-news.com