Senin, 09 Januari 2012

Gepeng Ancam Bunuh Satpol PP


Patroli ›
Sabtu, 15 Oktober 2011

Gepeng yang terjaring razia diamankan di markas Satpol PP Singkawang
Mordiadi
Gepeng yang terjaring razia diamankan di markas Satpol PP Singkawang
Singkawang –

Dari balik ruang berteralis, Mirna, salah seorang gelandangan dan pengemis (gepeng) yang ditangkap Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol) PP Singkawang, tidak kuasa menahan air mata karena memikirkan nasib anaknya yang duduk di bangku Sekolah Dasar (SD).

Di tengah kepedihan hatinya itu, Mirna mengancam akan membunuh petugas Satpol PP bila anaknya hilang. “Kalau anak saya sampai hilang karena mencari saya, akan saya bunuh semua orang di sini,” geramnya sambil menahan kepedihan ketika ditemui Equator di Kantor Satpol PP Singkawang, kemarin (14/10).

Mirna sangat mengkhawatirkan anak semata wayangnya. Karena ketika dia ditangkap petugas Satpol PP Singkawang kemarin pagi, anaknya masih menuntut ilmu di salah satu SD di Kota Singkawang. “Kunci rumah ada dengan saya, kalau dia pulang, saya tidak di rumah, lalu dia bagaimana?” ujar ibu asal Ciamis, Jabar ini.

Mirna yang telah lama ditinggal mati suaminya ini, hanya tinggal bersama anaknya. Dia mengaku tidak ada cara lain untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari dan biaya sekolah anaknya, selain dengan mengemis. “Saya terpaksa jadi pengemis untuk cari makan, biaya sekolah anak saya. Kalau tidak begini mau makan apa, saya tidak mau berbuat jahat, kalau saya mau jadi pelacur juga masih laku, tetapi saya tidak mau,” lirihnya.

Mirna sangat mengharapkan, Satpol PP Singkawang segera mengeluarkannya dari ruang berteralis itu agar dia dapat segera menemui anaknya. “Tolonglah, Pak, bilangkan saya dikeluarkan dari sini, kasihan anak saya,” katanya.

Perempuan perokok ini ditangkap bersama delapan gepeng lainnya pagi kemarin, ketika operasi penertiban yang dilakukan dua regu Satpol PP Kota Singkawang yang terdiri atas 30 petugas.

Kepala Satpol PP Kota Singkawang, Karyadi, mengatakan setelah mendapatkan informasi dari masyarakat mengenai masuknya gepeng baru di Kota Amoy ini, 30 petugas Satpol PP langsung diturunkan ke beberapa lokasi seperti di pasar, jalan protokol, dan kawasan Masjid Agung Singkawang.

“Dari operasi mendadak ini, kita berhasil mengamankan sembilan gepeng, baik dari luar maupun lokal,” katanya.

Sembilan gepeng yang diamankan itu terdiri atas lima perempuan dan empat laki-laki. Lebih rinci, empat orang asal lokal, tiga orang asal Sumenep, satu orang dari Bandung dan satu orangnya lagi dari Jakarta. “Mereka langsung kita bawa ke kantor, kita bersihkan, beri makan dan minum,” kata Karyadi.

Bersama gepeng itu juga diamankan beberapa barang berharga, di antaranya jimat, hand phone, cincin yang diduga terbuat dari emas, kalung imitasi, dan uang tunai dengan total Rp300 ribu.

“Berdasarkan pengakuan mereka uang itu, diperoleh dari mengemis tidak sampai satu jam,” ungkap Karyadi.

Selanjutnya, Karyadi memberikan pengarahan kepada para gepeng tersebut untuk tidak mengulangi perbuatannya meminta-minta. “Rata-rata mereka masih punya rasa malu, entah itu dengan tetangga atau keluarganya. Dari ini, masih memungkinkan bagi mereka untuk berhenti jadi pengemis,” ujarnya.

Bagi gepeng lokal, kata Karyadi, terdapat anggota masyarakat yang bersedia mempekerjakannya di pasar ikan untuk bantu-bantu. “Mungkin warga itu malu juga mengetahui kalau tetangganya jadi pengemis. Jadi mereka bersedia memberinya pekerjaan. Kita sangat berikan apresiasi terhadap hal semacam ini dan mudah-mudahan terus berlanjut,” harapnya.

Sedangkan bagi gepeng dari luar Singkawang, langsung dipulangkan ke tempat asalnya. “Siang ini juga (kemarin, red) mereka kita pulangkan dengan bus. Kita telah bekerja sama dengan kondektur bus untuk tidak menurunkan gepeng ini sebelum sampai di Pontianak. Di Pontianak, gepeng itu akan dijemput Satpol Kota Pontianak, sudah kita koordinasikan ke sana,” papar Karyadi. (dik)/http://www.equator-news.com/patroli/20111015/gepeng-ancam-bunuh-satpol-pp